Greeting!!

Terbang Menembus Langit / Film Tentang Etnis Yang Kurang Rasis


" Ada kehendak pasti ada jalan ", mungkin itu pesan yang ingin disampaikan oleh film ini kepada penontonnya. Disutradari oleh Fajar Nugros film ini menceritakan perjuangan Onggy dalam menggapai kesuksesan, atau lebih tepatnya lagi seorang wirausahawan yang sukses.

Onggy (Dion Wiyoko) lahir di Tarakan, sebuah pulau di Kalimantan Utara. Dibesarkan dalam keluarga yang berekonomi lemah, pengalaman edukasi secara formal bukan sebuah pilihan maupun minat baginya, setidaknya sampai ketika Onggy tidak sengaja menguping pembicaraan orang tuanya yang sedang krisis rupiah, entah rasa iba pada diri Onggy yang ingin merubah nasib keluarganya atau rasa takut terhadap situasi yang sama akan terjadi padanya kelak, pokoknya munculah dorongan dalam dirinya untuk bersekolah.

Kelihaian Onggy dalam menemukan ide bisnis mulai terlihat ketika ia menduduki bangku di perkuliahan, dari menjual buah, jagung, dan kerupuk, akan tetapi, kemampuan Onggy ini tidak sejalan dengan kuasa alur cerita. Banyak bisnis jualan yang ia lakukan gagal karena selalu bertemu dengan rekan bisnis yang tidak tepat. Sampai akhirnya ia meredupkan keinginannya untuk menjadi seorang wirausahawan dengan bekerja sebagai seorang analis di sebuah pabrik benang.

Dengan pekerjaan barunya, kehidupan Onggy mulai menjadi lebih enteng. Ia tidak lagi mengkhawatirkan kemungkinan bangkrutnya bisnisnya sendiri. Sampai ketika ia bertemu dengan Chandra ( Laura Basuki), seorang karyawan salon kecantikan yang ia jumpai ketika menemani keponakannya potong rambut. Onggy yang digambarkan sebagai seorang pria yang polos dan lugu secara spontan mengajaknya menikah setelah berbagai prosedur yang harus dilakukannya untuk mendapatkan kesepakatan tersebut.

Konfilk internal dalam diri Onggy mulai terjadi ketika ia bertemu dengan seorang karyawan yang akan pensiun dan mengetahui keadaan istrinya yang sedang dalam masa hamil. Sekilas ia teringat dengan perkataan mendiang bapaknya yang mengatakan kurang lebih sebagai berikut,  "jika seorang menjadi budak korporat maka suatu saat ia akan sadar bahwa ia telah kehilangan banyak waktu untuk keluarganya sendiri.", dengan demikian munculah kembali gejolak dalam dirinya untuk kembali dalam perjalanannya untuk menjadi boss besar, bukan hanya dari perusahaan akan tetapi juga hidupnya sendiri.

Kehadiran Chandra dan perutnya yang kian membesar merupakan sebuah penanda bagi Onggy, bahwa untuk menemukan jalan menuju kesuksesan yang ingin ia capai sekarang adalah genting bagi kelangsungan keluarganya. Perjalanannya untuk menggapai impiannya dan reaksinya terhadap masalah yang menerpahnya merupakan sebuah pesan tersirat yang ingin disampaikan cerita ini. Film ini merupakan sebuah biopik dari seorang motivator terkenal bernama Onggy Hianata. Ceritanya di tulis kembali dan dibalut drama dan bumbuh komedi oleh Fajar Nugros. Secara visual film ini berhasil memberi kesan retro tahun 80an. Penggunaan warna dan propreti yang antik membuat kesan lama yang autentik. Warna hijau, cokelat dan merah mendominasi di awal cerita memperlihatkan lingkungan dimana karakter Onggy terbentuk dalam keluarga keturunan Tiong Hoa.

 Suara yang digunakan terkesan organik dan nyata, Akan tetapi ada saya sayangkan dalam film ini. yaitu OST dan cara penggunaannya. BGM yang digunakan terasa monotone dan tidak pas dalam beberapa momen. musik yang digunakan terbukti bagi saya tidak membantu membangun emosi penonton. Pada akhir credit kita di sungguhkan sebuah lagu yang di nyanyi kan oleh ONCE yang berjudul "Terbang". Menurut saya lagu ini merupakan lagu yang kuat dengan reff yang menggelegar, akan tetapi sayang sekali potensinya tidak digunakan dengan baik malah digunakan untuk mengisi credit. 

Untuk sebuah film yang berusaha untuk mengangkat nasib kaum minoritas sebagai salah satu nilai jualnya, Terbang terkesan kurang memberanikan diri dalam mengeksplorasi hal tersebut. Pada awal cerita, ras dikatakan sebagai suatu beban dan penghalang bagi karakter Onggy untuk mencapai tujuannya. Akan tetapi, selama perjalanannya. ia jarang sekali dihadapkan ke dalam permasalahan yang memiliki keterkaitan dengan warna kulitnya. Walaupun ada juga merupakan sebuah dialog kecil antar tokoh yang dapat diselesaikan hanya dengan sepenggal kata-kata klise.

Film ini akan lebih berkesan apabila penontonya memiliki kesamaan pengalaman dengan karakternya. Cocok bagi anda yang pernah menjalani masa remaja di tahuan 80/90an, pernah tinggal di pencinaan dsb. walaupun banyak plothole dan tindakan yang membingungkan, film ini ingin menyampaikan pesan yang cukup baik. menjadikannya tontonan yang bagus untuk keluarga.


Overall Score
  5/10




Disclaimer
Tulisan ini tidak merepresentasikan film ini secara keseluruhan. ini hanya opini dan intepretasi saya setelah menonton film tsb.




0 comments:

Posting Komentar